Presisi
Langit biru sore ini terbentang di depan mataku. Jajaran
pohon-pohon hijau berbaris rapi di sepanjang jalan. Warna coklat bangunan
disini menjadi pemanis pemandangan indah sore ini. Menatap dari jendela kamarku
hari ini. Lubbock, Texas.Jari jemariku mulai berdansa. Memadu kasih dengan sang
keyboard tercinta. Ditemani lantunan penyanyi favoritku, Sandhy Sondoro.
Lantunan lagu “When A Man Loves Woman”nya benar-benar menghanyutkan jiwaku.
Deretan bendera kebangaan bangsaku, Sang Saka Merah Putih berjajar indah dengan
pin lambang SMA tercintaku. Tanpa itu, aku bukanlah apa-apa, menggapai negeri
orang lain hanyalah bunga tidur belaka. Tak lupa, sebuah kertas foto bergambar
tiga orang yang sangat berarti bagiku hingga saat ini. Ayah, ibu, adik. Jajaran
buku terhampar di depan mataku, siap untuk dihempaskan demi bangsaku. Kardus
bekas rice cooker, powerbank,t harddisk,
calculator, tupperware, nota pembelian dan handphone menjadi sisi lain dari
kamarku. Berukuran 5m x 3m, kamar ini menjadi saksi bisu perjuanganku bersama
temanku, Asrul, merantau di negeri nun jauh dimato.
Suasana sore ini mengingatkanku pada sesuatu. Suatu pemandangan yang tak kalah indah dengan pemandangan sore ini. Kukuhnya sebuah bangunan layaknya mercusuar, gemulainya seorang putri yang tertidur di depan mataku, hamparan hijau taman dan kebun buah-buahan, mesranya hubungan sebuah jembatan dengan customer-nya, ruangan 7 x 7 meter dengan 25 kursi di dalamnya, dan juga sebuah studio teater milik kami bersama. Sebuah pemandangan yang dapat memetik alunan memori untuk kembali ketika kami melihatnya lagi.
Kini, aku dan teman-temanku sudah tak disana lagi. Pemandangan itu seolah sebuah bis sekolah pengantar dari perjalanan awal kami. Seratus lima puluh temanku sudah punya jalan mereka masing-masing. Ada yang diterima di sekolah kedinasan, perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta dan lain-lain. Beberapa pasti merasa bahwa itu bukan apa yang diinginkannya, tapi itulah adanya. Itu yang terbaik dari Yang Maha Kuasa kepada kita semua. Teruntuk teman-temanku yang sudah mendapat apa yang diinginkannya, teruslah berjuang, mimpimu tidak berhenti sampai disini, masih ada 1001 jalan dan petualangan yang akan dilalui untuk menuju kesuksesan. Untuk teman-temanku yang terpaksa harus menjalani apa yang tidak diinginkan, kendati kalian dihadapkan oleh posisi seperti ini, bersabarlah, tunggulah hal besar apa yang akan terjadi nanti, insyaAllah berkah. J
Hai kawanku, kita menapak petualangan selanjutnya dari hidup kita. Tentu saja tidak hanya fisik kita yang berubah tapi otak kita juga akan berubah. Sudut pandang kita, kemampuan problem solving kita, kematangan pengambilan keputusan dan semua aspek yang menyangkut otak akan berkembang lebih pesat. Apalagi, sebagai mahasiswa, kita tidak punya sesuatu yang dapat mengekang kita. Bebas. Itulah rasa yang kita dapat sebagai seorang mahasiswa. Paradigma orang tentang mahasiswa itu biasanya berapi-api, tak pandang bulu dan tanpa perhitungan. Ubah! Kita mahasiswa punya kemampuan berpikir, jangan melakukan hal-hal yang membuang energi saja tanpa menimbulkan efek masif kepada apa yang kita bela. Pikirkan jalan terbaik untuk menentukan bentuk pembelaan kita. Tinggalkan cara-cara kuno yang mencap mahasiswa bak binatang. Mahasiswa itu cerdas berperasaan.
Aku dan teman-temanku yang lain punya tujuan yang sama. Tujuan
yang menjadi titik akhir dari apa yang kami perjuangkan selama ini. Perkembang masif
positif bangsa kami, Indonesia. Entah waktu akan berhenti berputar, entah
matahari akan berhenti bersinar, namun cinta ini takkan pernah pudar. Hidup
Indonesia! Salam mahasiswa!
Komentar
Posting Komentar