Campur Aduuuk -.-


Tiga tahun bukanlah waktu yang sebentar. Jam dinding perlu berputar 26280 kali untuk membayar itu semua. Sepatu kita pun memerlukan adaptasi dari brown carpet menjadi green carpet yang indah dalam waktu tiga tahun. Tiga tahun adalah harga yang harus dibayar untuk mendapatkan satu lembar kertas bertuliskan “IJAZAH”. Masa 0-3 tahun pada bayi juga merupakan masa perkembangan emas otak dari bayi tersebut. See, betapa berharganya arti tiga tahun. 

26280 jam itu jugalah yang merapal suka, duka, air mata dan keringat untuk melebur menjadi satu menjadi sebuah pengalaman. Ya, pengalaman itulah yang berharga. Pengalaman yang tidak bisa dibayar dengan apapun juga. Pengalaman yang tidak akan dapat dibuat meskipun dengan membuat sebuah tempat yang sama, dengan program yang sama, ataupun dengan situasi yang sama. Pengalaman tak mengenal sebuah skenario. Ia berjalan seirama dengan waktu yang berjalan terus lurus ke depan tanpa mengenal arti sebuah langkah mundur. Let’s begin then.

FYI, I’ve got a wonderful 3-years here. 14 Juli 2011, tanggal dimana kita semua berpindah tangan dari keluarga kita masing-masing kepada pangkuan 150 orang di asrama tercinta. Waktu disaat air mata terurai begitu banyaknya. Tangis kebahagiaan kah? Tangis kesedihan kah? Retoris. Saat itulah perjalanan kita dimulai. Tak mengenal satu sama lain awalnya. Mungkin hanya teman satu kota, satu kamar, satu FGD, satu sekolah, satu hati or whatever lah yang kita kenal. Sayangnya, sang waktu terlalu hebat. Pribadi yang berbeda, kota yang berbeda, kelas yang berbeda bukanlah sebuah halangan untuk saling mengenal. Kita mulai saling membutuhkan. Kita juga mulai saling melengkapi. We’re nothing without others. That’s definitely right, it’s been proved here. 

Tahun pertama adalah masa adaptasi. Tahun kedua adalah saat untuk berkarya. Kami berkembang dengan bakat kami masing-masing. Menghadirkan cerita di setiap prestasi dan kenangan yang kami ukir. Terjatuh adalah hal yang biasa bagi kami. Di saat itulah, apa yang kami sebut “keluarga kedua” mengambil peran. Kalimat-kalimat seperti “Semangat!”, “Aku yakin kamu pasti bisa”, “Jangan menyerah!”,”You’ve been doing okay lately” secara alamiah keluar dari hati dan mulut mereka. Itulah yang membuat terjatuh bukanlah hal yang terlalu penting. Kami bisa respawn dengan cepat gara-gara mereka. Masih belum percaya? Seperti kata @saveeravi, kalian tidak akan pernah merasakan itu semua sebelum kalian menjadi “scholarship dormitorian” selama tiga tahun. 

Last year was amazingly-outstanding year. Kenapa? Sebuah hal yang tidak mungkin jika 150 orang mempunyai jalan yang sama, sangat sama. Disini, kami mulai menentukan jalan kami masing-masing. Yellow jacket, blazer karung goni, jas biru donker menjadi terminal tujuan kami berikutnya. Kami mulai berusaha. Menempatkan diri kami in zone. Tempat dimana kami menempatkan seluruh fokus, energi dan semangat untuk mendapatkan apa yang kami inginkan. Kami tak memedulikan peluh yang mulai membasahi raga ini. Kami juga tak pernah memedulikan arah jarum pendek pada jam dinding saat kami mulai mengejar itu semua. Seakan-akan kami lupa segalanya. Kami mencintai perjuangan kami. Kami tak akan pernah lupa berapa bungkus kopi yang sudah kami seduh untuk menikmati malam kami dengan membaca buku. Kami juga tak akan pernah menghapus memori ataupun menghilangkan api semangat yang sedang berkobar karena perjuangan ini. 

31 Mei 2014 menjadi akhir dari perjalanan kami. Perasaan kami yang campur aduk tumpah sesaat setelah kami menyanyikan lagu yang menjadi lagu kebangsaan kedua bagi kami. Ya, Spread Our Wings judulnya. Pelukan pun tak terhindarkan  Tangisan pun pecah. Suasana haru menyelimuti kami semua. Sosok-sosok yang selama ini selalu ada akan hilang secara perlahan. Berangsur-angsur. Kami belum siap. Kami belum siap meninggalkan indahnya pemandangan di balik sebuah menara di depan mata kami. Kami belum siap meninggalkan indahnya persahabatan yang kami bangun di sini. Kami juga belum siap kehilangan 149 anggota keluarga baru dalam hidup kami. Namun, waktu memang tak punya belas kasihan. Cepat atau lambat, kami akan segera menyelesaikannya. Menyelesaikan satu bab indah dalam perjalanan hidup kami. Sebuah bab yang tak akan terganti oleh bab terindah sekalipun. Memori kami terekam di sini. Saat dewasa nanti, kami tak akan segan kembali ke tempat ini. Meskipun hanya melihat-lihat tempat ini. Percaya atau tidak, we’ll recall our memories ketika kita melihat sebuah tempat yang sama dalam waktu yang berbeda.
Terimakasih atas perjalanan yang mengasyikkan 3rd Gen. Terimakasih atas pelajaran yang telah diberikan. Semoga saat kita besar nanti, kalian tidak akan melupakan apa yang pernah kita lakukan bersama. Terimakasih atas satu bab yang berwarna. Kami tak akan pernah melupakan lirik yang selalu kita dengung-dengungkan untuk menyatukan kita. 

“.. Like an eagle we spread our wings…
Soaring high in the sky of dreams…
Always try to be the very best…
And help other to soar as high..”

Thank you very much 3rd Gen. You’ve made my high school so wonderful. 
Lastly, you’re one of a kind.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer